BSIP KEPRI BERSAMA PBT BPPSP-TPHP LAKUKAN PEMERIKSAAN PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TERSTANDAR DI BINTAN
Bintan – Dalam rangka kolaborasi pendampingan kegiatan perbenihan tanaman pangan di Kabupaten Bintan, BSIP Kepri bersama Pengawas Benih Tanaman (PBT) Balai Perbenihan, Pengawasan, dan Sertifikasi serta Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BPPSP-TPHP) Provinsi Kepulauan Riau melakukan pemeriksaan pertanaman kacang hijau dan kedalai pada fase generatif. Pemeriksaan dilakukan di lahan petani pengembangan perbenihan kedelai dan kacang hijau di kawasan Sungai Jeram, Desa Lancang Kuning, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan (25/08/2023).
Tim BSIP Kepri yang dipimpin oleh Kepala Balai, Dr. Ruslan Boy, S.P., M.Si, bersama Penyuluh Pertanian, Firsta Anugerah Sariri, S.P., serta teknisi Fitria Rahmadhani, S.P., dan Zamri hadir bersama Tim PBT BPPSP-TPHP Kepri (Herlina Husin Hasima, S.P. dan Khairun, Syahri, S.P.). Kehadiran tim diterima langsung oleh petani kooperator kegiatan perbenihan tanaman pangan di Kelompok Tani Maju Jaya, Kasim, disertai tiga anggota kelompok (Manun, Ridwan, dan Budi) di lokasi pertanaman.
Kunjungan tim bertujuan untuk meninjau dan memeriksa kondisi tanaman pada fase generatif. Kondisi saat ini, tanaman kedelai dan kacang hijau memasuki umur 51 HST, dan telah membentuk polong yang normal. Panjang polong kedelai berkisar antara 10-15 cm denga isi polong sekitar 10-14 butir biji. Begitu juga kacang hijau menunjukkan polong normal, jumlah biji sekitar 11-15 butir per polong. Pertumbuhan tanaman pun baik pada kedua komoditas. Hasil pemeriksaan Tim PBT menunjukkan bahwa saat ini perkembangan tanaman normal. “Selanjutnya agar pertanaman kacang hijau dan kedelai tetap dipantau, utamanya gangguan OPT sehingga tidak terserang hama dan penyakit supaya dapat lolos sertifikasi benih.”, lanjut Herlina berpesan kepada petani.
“Pada fase ini, proses perkembangan polong hingga biji menuju maksimum, sehingga pengawalan dan pemantauan terhadap hama dan penyakit utama agar lebih intensif dan juga kondisi pengairan harus tetap di jaga, mengingat saat ini kita sedang terpapar fenomena cuaca ekstrim, El Nino. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan secara intensif.”, terang Dr. Ruslan Boy. (Penulis: F.A. Sariri)